Stasiun Garut yang baru akan direaktivasi digadang-gadang akan menjadi stasiun termegah di Indonesia. Perlu diketahui, sebenarnya Stasiun Garut merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas II yang sudah ditutup sejak tahun 1982 untuk jalur Garut-Cikajang dan pada 1983 untuk jalur Cibatu-Garut. Saat masih aktif, stasiun ini selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan umum.
Stasiun ini dahulu dibangun bersamaan dengan dibangunnya jalur KA lintas Cibatu-Garut. Pembangunan ini dilakukan karena pusat kota agak jauh dari stasiun utama di kabupaten ini, karenanya dibuatlah lintas cabang. Jalur Cibatu-Garut dibuka bersamaan dengan jalur Cicalengka pada Agustus 1889. Kemudian ditutup karena sarana sudah tua dan kalah bersaing dengan mobil dan angkutan umum lainnya.
Sejak jalur ini ditutup, kebanyakan jalur menjadi sawah atau perkebunan. Beberapa jalur yang letaknya dekat dengan kota dijadikan pemukiman penduduk. Kemudian, pada tahun 2018, Dirut PT KAI Edi Sukmoro, meninjau kembali jejak jalur ini untuk proyek reaktivasi Stasiun Garut. Ditemukan tipe rel R25 yang telah tertimbun tanah.
Kini proses pembangunan Stasiun Garut yang memakan waktu setahun lebih, telah membuahkan hasil. Proses pembangunan seluruh rangkaian rel kereta api yang membentang antara Cibatu hingga Garut sudah selesai direnovasi dan berhasil dilalui. Lintasan sepanjang 19.8 kilometer ini sudah melalui tahap uji coba pada awal 2020 lalu.